KALIMAT EFEKTIF DAN KATA PENGHUBUNG
KALIMAT EFEKTIF DAN KATA PENGHUBUNG
A. Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan penutur/penulis secara tepat sehingga dapat dipahami oleh pendengar/ pembaca secara tepat pula. Syarat kalimat efektif adalah sebagai berikut.
a. Kesatuan, yaitu terdapatnya satu ide pokok dalam sebuah kalimat.
Contoh:
Kalimat yang tidak jelas kesatuan gagasannya:
1) Pembangunan gedung sekolah baru pihak yayasan dibantu oleh bank yang memberikan kredit. (terdapat subjek ganda dalam kalimat tunggal)
Kalimat yang jelas kesatuan gagasannya:
2) Pihak yayasan dibantu oleh bank yang memberi kredit untuk membangun gedung sekolah baru.
b. Kepaduan, yaitu terjadinya hubungan yang padu antara unsur-unsur pembentuk kalimat.
Contoh:
Kalimat yang tidak memiliki kepaduan:
1) Kepada setiap pengemudi mobil harus memiliki surat izin mengemudi. (subjeknya tidak jelas)
Kalimat yang memiliki kepaduan:
2) Setiap pengemudi mobil harus memiliki surat izin mengemudi.
c. Keparalelan atau kesejajaran, yaitu terdapatnya unsur-unsur yang sama derajatnya, sama pola atau susunan kata dan frasa yang dipakai di dalam kalimat.
Contoh:
Kalimat yang salah:
1) Dalam rapat itu diputuskan tiga hal pokok, yaitu peningkatan mutu produk,
memperbanyak waktu penyiaran iklan, dan pemasaran yang lebih gencar.
Kalimat yang benar:
2) Dalam rapat itu diputuskan tiga hal pokok, yaitu meningkatkan mutu produk, meninggikan frekuensi waktu penyiaran iklan, dan menggencarkan pemasaran.
d. Ketepatan, yaitu kesesuaian/kecocokan pemakaian unsur-unsur yang membangun suatu kalimat sehingga terbentuk pengertian yang bulat dan pasti.
Contoh:
Kalimat yang yang tidak memperhatikan ketepatan:
1) Karyawan teladan itu memang tekun bekerja dari pagi sehingga petang. (salah dalam pemakaian sehingga)
Kalimat yang memperhatikan ketepatan:
2) Karyawan teladan itu memang tekun bekerja dari pagi sampai petang.
e. Kehematan, yaitu menghindari pemakaian kata yang tidak perlu.
Contoh:
Kalimat yang tidak hemat:
1) Saya melihatnya dengan mata kepala saya sendiri mahasiswa itu belajar seharian dari pagi sampai petang.
Kalimat yang hemat:
2) Saya melihat sendiri mahasiswa itu belajar seharian.
f. Kelogisan, yaitu terdapatnya arti kalimat yang logis/masuk akal.
Contoh:
1) Kepada Bapak rektor, kami persilakan.
2) Dengan mengucapkan syukur kepada Tuhan, makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
g. Tidak ambigu
Ambigu artinya memiliki makna ganda atau lebih dari satu. Kalimat yang efektif adalah kalimat yang tidak menimbulkan ambiguitas sehingga lebih mudah dipahami.
Contoh:
1) Kucing memakan tikus mati.
Kalimat tersebut memiliki dua makna:
-Kucing memakan tikus, mati. (Setelah memakan tikus, kucingnya mati)
-Kucing memakan tikus mati. (Kucing memakan tikus yang mati)
Oleh karena itu, diperlukan tanda baca yang tepat agar kalimat tersebut tidak memiliki makna ganda.
2) Istri Pak Camat yang baru itu sangat cantik.
Kalimat tersebut memiliki dua makna:
-Apakah yang baru itu adalah Pak Camatnya ataukah Pak Camat memiliki istri yang baru.
-Untuk memperbaiki kalimat tersebut sebaiknya kalimat tersebut diubah menjadi:
- Pak Camat yang baru memiliki istri yang sangat cantik.
- Istri baru Pak Camat sangat cantik.
B. Kata Penghubung
Kata penghubung atau konjungsi adalah ungkapan penghubung antarkata, antarfrasa, antarklausa, dan antarkalimat. Beberapa macam konjungsi, antara lain:
1. Konjungsi Koordinatif
Contoh:
-tetapi
-melainkan
-dan
-serta
-sebaliknya
-lagi pula
-sedangkan
-kemudian
-atau
-lalu
-bahkan
2. Konjungsi Korelatif
Contoh:
baik… maupun
tidak hanya… tetapi juga
bukan hanya … melainkan juga
demikian… sehingga
sedemikian rupa… sehingga
apakah… atau
entah… entah
jangankan… pun
3. Konjungsi Subordinatif
Kata penghubung ini bertujuan untuk menandai hubungan dalam kalimat.
Contoh:
Contoh penggunaan:
-Ketika penelitian pertama dilakukan di desa ini, kehidupan masyarakat masih relatif memprihatinkan.
-Para pedagang kaki lima banyak menggunakan badan jalan karena trotoar sedang diperbaiki.
4 Konjungsi Antarkalimat
Contoh:
Biarpun demikian, biarpun begitu, walaupun demikian, meskipun demikian, meskipun begitu, setelah itu, sesudah itu,
selanjutnya, selain itu, lagi pula, sesungguhnya, namun, kecuali itu, bahkan, akan tetapi, dengan demikian, oleh karena itu, oleh sebab itu, sebelum itu, kamudian, dan lain-lain.
Contoh kesalahan panggunaan dan analisis:
-Maka itu, atraksi kebudayaan harus ditampilkan dengan cara yang… (maka dari itu, maka)
-Karenanya, perusahaan akan mengurangi risiko
dengan memundurkan publikasi laporan … (oleh karena itu, karena itu)
C) Kalimat Majemuk
Berdasarkan jumlah frasa (struktur gramatikal), kalimat dapat dibedakan menjadi dua jenis sebagai berikut.
1. Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri dari satu pola kalimat (satu subjek dan satu predikat). Berikut ini adalah jenis-jenis kalimat tunggal.
2. Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk terdiri atas dua atau lebih kalimat tunggal yang saling berhubungan. Kalimat majemuk dapat dibedakan atas 3 jenis sebagai berikut.
a. Kalimat majemuk setara adalah kalimat yang terdiri dari dua atau lebih kalimat tunggal yang kedudukannya sederajat.
Jenis-jenis kalimat majemuk setara adalah sebagai berikut.
b. Kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat yang terbentuk dari dua atau lebih kalimat tunggal yang memiliki perbedaan kedudukan. Contoh: Walaupun komputer itu dilengkapi dengan alat-alat modern, para
hacker masih dapat mengacaukan data- data komputer itu.
Induk kalimat: Para hacker masih dapat mengacaukan data-data komputer itu.
Anak kalimat: Walaupun komputer itu dilengkapi dengan alat-alat modern. Jenis-jenis kalimat majemuk bertingkat: