Jika anda di kemudian hari menjadi khatib dalam shalat gerhana dan shalat istisqa’. Apakah isi khutbah yang hendak anda sampaikan sesuai dengan khutbah yang pernah disampaikan Nabi Saw?
Jika anda di kemudian hari menjadi khatib dalam shalat gerhana dan shalat istisqa’.
Apakah isi khutbah yang hendak anda sampaikan sesuai dengan khutbah yang pernah
disampaikan Nabi Saw?
jawaban;
Shalat gerhana
Setelah shalat disunahkan untuk berkhutbah. Tata cara pelaksanaan khutbah
seperti dalam khutbah Jum’at. Selain itu juga dianjurkan dalam khutbah mengutip
hadis Nabi Saw riwayat Imam Muslim yang mengatakan:
إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ مِنْ آيَاتِ اللهِ ، وَإِنَّمَا لا يَنْخَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلَا لِحَيَاتِهِ ، فَإِذَا
رأيتموهما فكنرُوا والأغوا الله وصلوا وَتَصَدَّقُوا يَا أُمَّةً مُحَمَّدٍ
Artinya:
“Sesungguhnya matahari dan bulan adalah bagian dari kekuasaan Allah.
Gerhana bulan atau matahari terjadi bukan karena kematian atau kelahiran
seseorang. Apabila kalian melihat gerhana, bertakbirlah dan berdoalah kepada
Allah, kerjakanlah shalat dan bersedekalah wahai umat Muhammad Saw”.
Shalat istisqa’
Imam melaksanakan dua atau satu kali khutbah. Khutbah boleh dibaca sebelum
atau sesudah pelaksanaan shalat istisqa’. Namun yang lebih utama khutbah
dilaksanakan setelah shalat.
Dianjurkan memulai khutbah pertama dengan membaca istighfar sembilan kali.
Sedangkan dalam khutbah kedua membaca istighfar tujuh kali. Bacaan istighfar
sebagai berikut:
اسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيمَ الَّذي لا إله إلا هُوَ الْحَيَّ الْقَيُّومَ وَأَتُوبُ إِلَيْهِ
Artinya:
Aku memohon ampun kepada Allah Dzat yang Maha Agung yang tidak ada
Tuhan selain Dia, Dzat yang berdiri dengan sendiri-Nya dan aku bertaubat
kepada-Nya”
Dalam khutbahnya, imam juga dianjurkan memperbanyak bacaan doa dan
istighfar. Bacaan istighfar yang dianjurkan sering diulang-ulang adalah
اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا
Artinya:
“Memohon ampunlah kalian kepada Tuhan kalian, sesungguhnya Dia adalah
Dzat yang Maha Pengampun, Dzat yang menurunkan hujan deras dari langit
bagi kalian”.
Pada saat imam membaca doa dalam khutbahnya, makmum mengangkat tangan
sambil mengucapkan kata “Amin”.
Pada perkiraan dua pertiga khutbah kedua, imam disunnahkan menghadap arah
kiblat kemudian membalik posisi selendang surbannya dari bahu kanan ke bahu
kiri dengan posisi terbalik, bagian bawah diletakkan di atas dan bagian dalam diletakkan di luar dan setelah itu kembali meneruskan khutbah.
Cara di atas merupakan salah satu yang dapat diterapkan. Para ulama merumuskan
panduan yang berbeda terkait dengan tata cara pelaksanaan shalat istisqa. Sama
seperti dalam shalat-shalat lainnya, baik dalam shalat fardlu maupun sunnah.